Dari bagian 1
"Huh.., bete banget deh" sungut Ella sambil mematikan TV.
Sekarang Ella sedang sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Ella tugas keluar kota dan rencananya baru pulang minggu depan. Mama Ella sedang pergei arisan di rumah temannya. Bom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Ella. Bosan menonton TV, Ella lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.
"Coba Bom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu" pikir Ella.
Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bom (baca Bidadari X - 1), Ella sering mengulangi perbuatannya dengan Bom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Ella lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Ella beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.
Ella berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Ella telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Ella memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara Bom sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang.
"Uuhh.., enak.", desah Ella sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.
Sesekali dipilinnya putingnya sambil membayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Ella biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Ella dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah. Ella merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya Bom. Mata Ella terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Ella tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.
"Ella! Apa yang kamu lakukan?!"
Ella kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Ella dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
"Mmaa.. Ma", kata Ella sambil ketakutan.
"Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!", cibir Mama Ella.
"Mm.. maafin Ella, Ma", jawab Ella ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.
Mama Ella mendekat sambil memandang Ella yang masih telanjang.
"Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.", pikir Mama Ella dalam hati.
"Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.", kata Mama Ella sambil keluar kamar.
"Iya, Ma.", jawab Ella pelan.
Ella takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Ella berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Ella berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.
Tak lama kemudian Mama Ella kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Ella berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Ella kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Ella kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Ella mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.
"Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa", perintah Mama.
"Iya, Ma.", jawab Ella ketakutan.
Tiba-tiba Mama Ella mencium bibir Ella dengan penuh nafsu. Mama Ella penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Ella terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Ella bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Ella heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Ella juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak liar dimulutnya, Ella pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Ella agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Ella sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Ella, dan tangan satunya liar beroperasi di dada Ella sambil memilin putingnya. Nafsu Ella mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan Bom. Ella merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.
"Ma, Ella capek berdiri.", keluh Ella.
"OK. Sekarang kita ke ranjang aja.", jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Ella.
"Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas."
Ella menurut. Ella menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.
"Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.", desah Mama Ella keenakan.
Ella senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Ella sebelumnya. Lagipula Ella suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Ella gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Ella isap keras-keras.
"Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh.."
Ella mengocok memek Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Ella merasakan jarinya basah oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.
"Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.", perintah Mama Ella.
Ella mencoba apa yang sering dilakukan Bom pada memeknya kalo lagi oral. Ella menciumi memek Mamanya, lidahnya bergerak liar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak lupa, Ella juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Ella merasa paling enak kalo Bom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.
"Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?", tanya Mama Ella.
Ella tak berani menjawab kalo Bom yang mengajari. Ella meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
"Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..", jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Ella.
Mama Ella beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Ella menyuruh Ella tidur telentang. Sekarang gantian Mama Ella yang beroperasi.
"Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.", puji Mama.
Ella senang sekali. Mama mencium bibir Ella sambil tangannya meraba-raba tubuh Ella. Ciuman Mama turun ke leher. Ella menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Ella yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Ella dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Ella.
"Eehmm.. Enak Ma esstt..", desah Ella.
Puting Ella bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Ella dibuka karena Mama Ella akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Ella mulai menjilat memek anaknya.
"Sstt aakh.. terus Ma.", erang Ella bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek liang memeknya dengan liar. Ella mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Ella sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Ella pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya. Semakin Ella mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Ella pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Ella pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Ella.
"Aakkhh.. aah Ma, Ella.. eh.. Ella..aakh..".
Ella merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Ella pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Ella yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Ella lemas dan dia terkulai di ranjangnya.
"Hukuman untukmu belum selesai Ella.", kata Mamanya.
Ella melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Ella tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Ella kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya Bom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.
"Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?", tanya Ella heran.
"He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kontol ini pake mulut kamu.", perintah Mama.
Ella menurut, lagipula Ella memang suka mengulum burungnya Bom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Ella mempraktekan pengalamannya dengan burung Bom pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Ella hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Ella memegangi kepala Ella sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Ella. Mama Ella menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Ella mengajak Ella memainkan posisi 69 dengan Mama Ella dibawah agar dapat menjilati memek anaknya lagi.
"Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.", desah Ella saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar