Pagi itu seperti biasanya Ella bangun dari tidurnya. Sinar mentari dari jendela kamarnya telah menyilaukan matanya dan membuatnya bangun.
"Wah, kesiangan nih!" ujar Ella menggerutu.
Segera saja gadis kecil itu beregegas menuju kamar mandi. Setelah menanggalkan semua pakaiannya ia pun mulai menyirami seluruh tubuhnya. Lalu menyabuni satu persatu anggota tubuhnya mulai dari bagian atas hingga bawah. Ketika ia menyentuh bagian vitalnya, ia terkejut karena merasakan ada sisa cairan yang sudah mengering. Tapi ia tetap meneruskan mandinya. Ia buru-buru sekali pagi itu.
Sesampainya di sekolah semuanya berjalan seperti biasa. Pelajaran yang membosankan, guru yang menyebalkan, dan semua yang membuatnya jenuh. Hal itu tetap dijalani Ella dengan hati yang lapang. Namun sewaktu istirahat, ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ella, yaitu ketika anak laki-laki di kelasnya berkumpul di pojok belakang kelas dan tersenyum senyum sendiri sembari membolak balik sebuah buku yang terkesan disembunyikan. Karena penasaran, Ella mendekati mereka dan menanyakan perihal tersebut.
"Eh, kalian lagi baca apaan sih?", tanya Ella penasaran.
"Oh kamu La?!, mau tau aja bacaan cowok. Sana pergi!"Jawab Bom mewakili kerumunan anak cowok itu.
Ella semakin penasaran. Namun ia tak kuasa untuk memaksakan keingintahuannya itu. Dengan berat hati, ia beranjak pergi meninggalkan kelas.
Ketika pulang sekolah, Ella langsung menuju kamarnya. Entah mengapa rasa penasarannya belum hilang juga. Sewaktu ia sedang merebahkan dirinya di kasur mendadak Ibu peri datang.
"Ada apa sayang? Kok kamu gelisah gitu?", tanya Ibu peri.
"Bu peri, Ella masih penasaran sama kejadian tadi siang. Ella pengen tau apa sih yang mereka baca sampe Ella nggak boleh lihat", ujar Ella lirih.
"Sayang, mereka itu membaca buku yang tidak baik. Buku bacaan buat orang dewasa. Untunglah kamu tidak ikut membacanya", jawab Ibu peri sembari tersenyum.
"Emangnya buku apaan sih?", tanya Ella lagi.
"Ntar kalau kamu udah gede, kamu akan mengerti sendiri", balas Ibu peri.
Ella mengangguk, lalu Ibu peri menghilang dari pandangan Ella. Tak lama kemudian terdengar suara Bi Inem memanggil Ella untuk segera turun makan.
Keesokan harinya di sekolah, Ella menerima pelajaran Biologi di kelas. Hari itu mereka belajar mengenai sistem reproduksi manusia. Sewaktu Ibu guru menjelaskan mengenai alat-alat reproduksi manusia, sekelompok anak cowo tampak tersenyum cengengesan. Hal itu membuat Ella menjadi risih. Mendadak Ibu guru memnggil namanya.
"Ella, coba kamu maju ke depan. Gambarkan alat reproduksi laki-laki!", ujar Ibu guru.
"Saya Bu?"Jawab Ella gelagapan.
"Iya, kamu!", Bu guru mempertegas suaranya.
Sontak saja suasana kelas menjadi riuh. Anak cowo semuanya menertawakan Ella. Hal itu membuat Ella semakin grogi dan gemetaran untuk maju ke depan.
"Kenapa kalian tertawa?", suara Bu guru memecah keramaian.
Anak-anak terdiam. Mereka menundukkan muka masing-masing. Sementara Bom cs masih terlihat menahan senyum sembari saling melihat satu sama lain. Bu guru menjadi kesal dibuatnya.
"Coba kamu Bom, maju ke depan. Gambarkan alat reproduksi wanita beserta fungsinya!", ujar Bu guru lantang.
"I.. iya Bu", jawab Bom dengan kesal.
Ella dan Bom lalu maju ke depan kelas. Keduanya tampak bingung karena tak tau harus menggambar apa. Terutama Ella, jangankan menggambar, melihat saja ia belum pernah. Sementara Bom, walaupun ia pernah melihat gambar porno, tetapi ia bingung bagaimana cara menggambarkannya di depan tanpa terkesan vulgar. Di saat keduanya terdiam, bel sekolah mendadak berbunyi menyelamatkan mereka.
"Baik Anak-anak, kita lanjutkan besok pagi. Buat Bom dan Ella, ini jadi PR buat kalian. Besok kalian gambar di depan kelas lengkap dengan fungsinya", ujar Bu guru
"Iya Bu.."Jawab mereka hampir berbarengan.
Pulang sekolah Ella melempar tasnya ke ranjang. Ia capek dan kesal sekali hari itu. Tak lama kemudian ia ketiduran hingga malam. Begitu ia tersentak, ia terkejut bukan kepalang dan lansung melompat dari tempat tidurnya. Ia teringat PR yang dikatakan Bu guru. Segera saja ia membuka tasnya mencari buku biologinya. Tetapi alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui buku tersebut tidak berada dalam tasnya.
"Mungkin ketinggalan di kelas?"Pikirnya.
Saat dia terbengong sendiri, ia tiba-tiba teringat bahwa Bom juga mendapat tugas yang sama. Segera saja ia menuju kamar Bom. Tetapi yang ia dapati sungguh di luar dugaannya. Begitu pintu kamar terbuka, tampak Bom sedang membaca sesuatu sembari memegang alat vitalnya. Penis Bom yang sedang ereksi itu berdiri tegak mengacung. Panjangnya sekitar 14 cm, cukup gede untuk anak sebaya dia. Ella terkejut bukan main. Tapi ia tidak segera menutup pintu kamar itu melainkan malah masuk dan mendekati Bom.
"Kamu, La?"ujar Bom gelagapan.
"Tutup dong pintunya. Nanti dilihat orang"ujarnya lagi.
Ella bergegas menutup pintu lalu kembali mendekati Bom.
"Astaga Bom, kamu lagi ngapain?"ujar Ella keheranan.
Walaupun keduanya saudara seayah, namun sejak kecil mereka nggak pernah begitu dekat untuk hal-hal pribadi seperti mandi bersama atau lain-lainnya.
"Gua lagi onani, enak nih! Kamu mau pegang nggak?"Tanya Bom sambil menunjuk penisnya.
Ella tak menjawab. Perasaan malu dan risih masih menggelayuti pikirannya. Namun, dalam hatinya juga terbersit rasa keingintahuan yang mendalam.
"Ayolah. Nggak apa-apa kok. Coba aja!", ujar Bom lagi.
Ella mendekat, perlahan ia sentuh Penis Bom dengan tangannya yang mungil dan halus. Bom terkesiap saat merasakan sesuatu yang halus dan lembut menyentuh penisnya. Ella terkejut, lalu segera melepas pegangannya.
"Aduh, Bom maaf, sakit ya?"Tanya Ella
"Nggak kok. Justru enak banget! Sini, kemariin lagi tanganmu lalu kocok-kocok kayak gini!"Jawab Bom sembari memperagakan bagaimana cara melgwkan masturbasi.
Tangan Ella mendekat kembali. Lalu dengan lembut Penis Bom ia guncang.
"Augh.. Enak banget La! Terusin La! Augh.."Bom memejamkan mata menahan kenikamatan yang sedang menderanya.
Ella semakin berani. Sesekali ia mengamati keseluruhan penis Bom mulai dari pangkal pelirnya hingga ujung kontol Bom.
"Seksi banget.., punya cowok", pikirnya
Setelah beberapa menit kontol Bom diguncang-guncang oleh Ella, Bom menggelinjang hebat dan menyemprotkan cairan putih kental ke mana-mana, termasuk ke muka Ella.
"Aduh La, enak banget! Maaf ya La, kena muka kamu", ujar Bom dengan suara berat.
"Nggak apa-apa. Tapi memang ini agak amis"ujar Ella
"Itu namanya sperma atau air mani. Cuma cowok yang bisa ngeluarin. Kalo kamu cuma bisa ngeluarin air mani. Mau dikeluarin nggak? Rasanya enak banget lho"ujar Bom menwarkan diri.
"Emang nggak apa-apa gitu? Ntar gw nggak perawan lagi"Jawab Ella ragu-ragu.
"Ngak apa-apa. Ayo buka rok kamu"Balas Bom lagi
Ella menamggalkan rok SLTP-nya hingga hanya mengenakan seragam sekolah dengan bawahan celana dalam putih saja. Di tengah celana dalam tersebut terdapat gambar kupu-kupu dan di tepinya berenda. Paha Ella yang putih bersih betul-betul meggairahkan. Bom tertegun melihat pemandangan di depannya.
"Gila La!, kamu seksi banget!"Teriak Bom.
"Ih Bom, Ella kan jadi malu. Segini aja ya. Celana dalamnya nggak usah dibuka"Jawab Ella tersipu malu.
"Ya udah sini, biar gw elus-elus memek kamu"ujar Bom
Ella seperti terhipnotis dan mendekat ke arah Bom. Entah apa yang terdapat di benaknya. Mungkin Ia telah teransang dan merasa bergairah sewaktu memegang penis Bom tadi.
Bom memulai aksinya. Dengan lembut ia sentuh celana dalam Ella. Lalu ia merab-raba mencari dimana"Bibir kecil manis"Itu berada. Dan ketika ia menyentuh memek Ella yang tertutup celana dalam itu, raut muka Ella berubah. Ia mendesis dan bergumam sendiri. Bombm semakin berani, ia memesukkan jarinya ke sela-sela celana dalam Ella dan mengelus-elus memek Ella. Ella semakin salah tingkah, rasa nikmat menggetarkan seluruh tubuhnya, matanya mulai terpejam.
Hal itu dimanfaatkan Bom untuk menrik celana alam Ella turun. Sekarang memek Ella yang mungil terpampang jelas. Bulu-bulu halus telah tumbuh diatasnya, walaupun masih tipis. Sementara ke bawah lagi seonggok daging menggumpal indah, berbelah bagai lipatan surga.
"Gila!, seksi banget nih lobang sorga!"ujar Bom dalam hati
Ella menyadari bahwa celana dalamnya telah ditanggalkan oleh Bom, namun rasa malunya telah dikalahkan oleh nafsu birahi yang kian memuncak. Bom merebahkan Ella ke tempat tidur. Gadis kecil itu mengangkangkan kakinya hingga memeknya kelihatan semua.
Bom menjulurkan lidahnya lalu mulai menjilati bibir vagina Ella. Ella menggelinjaing menahan nikmat.
"Gila! Enak banget Bom, terus Bom.. Augh.."ujar Ella menggeliat.
Bom terus menjilat-jilat memek Ella hingga seluruh bagian memek mungil tersebut basah oleh air liurnya. Sebenarnya ia pengen sekali memasukkan jarinya ke dalam memek saudarinya itu. Namun ia tgwt saudarinya itu kehilangan keperawanannya. hingga akhirnya ia urungkan niatnya dan tetap terus menjilati memek Ella.
Beberapa saat kemudian, Ella mengelinjang hebat dan mengeluarkan cairan dari lobang memeknya. Rupanya Ella telah mencapai orgasmenya yang pertama. Bom memandangi wajah Ella yang keletihan dengan puas.
Ella lalu terjaga dari "Tidurnya", lalu menoleh ke arah Bom.
"Bener-bener enak Bom!" Pantas kamu ketagihan"ujar Ella
"Gua bilang juga apa."Jawab Bom
Ella lalu mengenakan pakaiannya kembali. Mendadak ia teringat PR yang diberikan Ibu guru.
"Bom, Kamu udah buat PR? Gua pinjam buku biologi kamu dong" ujar Ella.
"Belom, kebetulan buku gua juga dipinjam sama Jessica. Udah, kamu gambar aja ini" ujar Bom sambil menunjukkan penisnya.
"Lho kok mengecil?" Tanya Ella keheranan.
"Iya dong, kan capek. Kalo kamu pengen gedein lagi, elus lagi dong" ujar Bom cengengesan.
"Ah, kamu bisa aja"Jawab Ella.
Malam itu keduanya mengerjakan PR mereka sambil mengenal organ seks masing-masing. Ella jadi mengerti seluk beluk penis Bom, dan Bom memahami memek cewek melalui"Pendekatan"Secara langsung dengan memek Ella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar